Because of You [Part 3]
cast :
Xiah Junsu
Shina widanti (fiction girl)
Max Changmin
yuuri (pinjem namanya ya yuur ^__^)
DBSK
other cast.
“Junsu-a, jadi tadi kau yang menabrak Shina?” tanya Junho pada saudara kembarnya ini.
Junsu hanya mengangguk dan masih bertampang kesal.
“Junsu-a, kenapa kau bisa dikejar-kejar fans begitu?” tanya Nyonya Kim dengan lembut.
“itu… aku ingin berjalan-jalan setelah lama tidak kembali ke korea. aku tidak tau kalau ada fans yang mengikutiku hingga akhirnya dia mengajak teman-temannya meminta foto dan tanda tanganku.” Kata Junsu panjang lebar.
“Oppa, kenapa kau juga mengajak Shina ikut berlari?” tanya yuuri yang ikut dalam pembicaraan.
“fansku pasti melihatku berbicara dengannya. Kalau dia tidak ikut lari, bisa-bisa dia dikeroyok habis-habisan sama mereka. Bukannya berterima kasih!” kata Junsu dengan tampang sebal ke arah Shina.
Shina dari tadi hanya memandangnya dengan tajam. Ia merasa sangat kesal pada Junsu.
“Dan benarkah kau tidak tau TVXQ??? Masa Omma tidak pernah cerita padamu?” selidik junsu.
“Yaa!! Mana tau aku kalau DBSK punya nama lain. Memang semua orang harus kenal padamu?!” balas Shina setengah berteriak.
“Yaa!! kenapa kau berteriak padaku?!” kata Junsu dengan kesal sambil menaikkan suaranya.
Semua yang ada di ruangan itu menyadari adanya tanda-tanda peperangan antara Shina dan Junsu. Mereka berusaha mencairkan suasana.
“Shina-a, kau pasti lelah. Kau sudah makan?” tanya Nyonya Kim dengan halus.
“sudah ajumma. Aku mau ke atas dulu. Permisi…” kata Shina sambil berdiri dan membungkukkan badannya. Ia lalu beranjak ke kamarnya dengan tampang kesal.
“ya!! Kau ini tidak sopan sekali!” kata Junsu ketika melihat Shina pergi begitu saja.
“Junsu-a! kau ini… kalau bukan karenamu, dia tidak mungkin sekesal itu.” Kata Junho yang balik memarahi junsu.
“Hyung, kenapa kau malah menyalahkanku? Aku sudah berbaik hati padanya… huuhhh..” kata Junsu yang bertambah kesal. Kenapa semua orang menyalahkannya? Junsu tidak habis pikir, kenapa dunia bisa sesempit ini dan saking sempitnya, gadis aneh itu ternyata tinggal di rumah orang tuanya.
“Oppa! Kau tau tidak, Kau sudah membuatnya kehilangan gelangnya! Kau yang harusnya minta maaf!” kata yuuri memarahi Oppa-nya ini.
“Mwo? Gelangnya hilang? Memangnya salahku?” tanya Junsu lagi.
“gelangnya hilang sewaktu kau menabraknya!” kata yuuri.
“aku bisa ganti! Kenapa dia tidak minta ganti rugi aja?” kata Junsu enteng.
“Yaa!!! Oppa, kau tidak tau benda itu begitu penting baginya! Sama pentingnya dengan liontinmu itu!” kata yuuri yang mulai kesal dengan tingkah Junsu.
Junsu terdiam. Tiba-tiba ia merasa telah bertingkah keterlaluan.
“Junsu-a, sudahlah tidak usah dipikirkan. Sebaiknya kau istirahat dulu. Pasti kau capek sekali kan? Sudah makan malam?” kata Omma-nya dengan lembut.
“sudah Omma. Tadi aku makan dengan Changmin. Aku ke kamar dulu… permisi.” Kata Junsu yang mendadak merasa lemas. Semua orang yang ada di ruang keluarga hanya melihatnya dengan heran. Tadi Junsu begitu kesal, sekarang ia tiba-tiba diam seperti ini.
****
Shina merebahkan diri di tempat tidurnya yang empuk. Perasaannya masih kacau. Ia sedih karena kehilangan gelangnya dan juga kesal karena orang yang membuat harinya hancur ternyata adalah Kim Junsu.
“kenapa dunia bisa sempit begini? Kenapa harus bertemu dengan orang menyebalkan itu? Dari jutaan laki-laki di dunia ini, kenapa musti dia??? Menyebalkan sekali!!!” kata Shina gusar. Ia lalu menyalakan ipodnya dan memasang headset-nya di telinganya. Ia berusaha untuk melupakan hari menyebalkan ini dan mendengarkan lagu favoritnya.
****
Junsu terdiam di kamarnya sambil merebahkan diri di tempat tidur. Perasaannya tak kalah kacau dengan yang dialami Shina. Ia merasa sangat bodoh dan keterlaluan pada gadis itu.
“Yaa!!! Oppa, kau tidak tau benda itu begitu penting baginya! Sama pentingnya dengan liontinmu itu!”
Junsu teringat dengan kata-kata yuuri barusan.
“Minha-a, apa aku begitu keterlaluan?” kata Junsu sambil menggenggam liontin yang selalu ia pakai kemanapun ia pergi.
Junsu terus memandangi langit-langit kamarnya hingga akhirnya ia tertidur karena kelelahan.
****
Shina bangun dengan malas. Ia ingin tidur lagi, namun jam bekernya sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ia lalu bangun dan merapikan dirinya. Perasaan sudah mulai baikan. Ia tidak sekesal kemarin. namun tetap saja, kenyataan bahwa Junsu juga tinggal satu atap dengannya membuat Shina kembali dongkol.
“argh!!! Kenapa harus dia?!” katanya gusar.
****
Shina turun ke lantai bawah. Dilihatnya Junsu sedang duduk santai di ruang keluarga. Dengan cuek shina berjalan melewatinya menuju dapur. Shina ingin mencari Nyonya Kim, namun ia tidak di ada di dapur. Dengan kecewa, ia melangkahkan kakinya kembali ke ruang keluarga.
“kau mencari omma?” tanya Junsu saat Shina memasuki ruang keluarga.
“ne…” jawabnya singkat.
“Omma sedang pergi keluar sama Appa.” Balas Junsu.
“hmm… Junho oppa mana? Masih tidur?” tanya Shina lagi.
“hyung sedang keluar.” Jawab Junsu singkat.
“hmm… yasudah” kata Shina dan ia pun langsung beranjak menuju kamarnya lagi.
“kau sudah makan? Omma sudah membuatkanmu sarapan. Sebaiknya kau makan dulu.” Kata Junsu ketika melihat Shina akan kembali lagi ke kamarnya.
Shina menghentikan langkahnya. “ne…” katanya singkat dan kembali berjalan menuju dapur.
“emm, Shina-a…” kata Junsu dengan sedikit ragu.
Shina menoleh ke arahnya, menunggu apa yang akan Junsu katakan.
“Mianhae…” kata Junsu sambil menatap lantai rumah.
“untuk apa?” balas Shina yang kini menatap lurus ke arah Junsu.
“Mianhae, aku telah membuatmu kehilangan gelangmu. Mianhae, karena aku membuatmu kesal kemarin.” Kata junsu dengan menyesal.
Shina menghela napasnya. Ia ingin marah, namun sudah tak ada gunanya lagi. lagipula Junsu sudah meminta maaf padanya, Shina merasa kurang enak jika harus marah terus padanya.
“gwenchana… tidak usah dipikirkan.” Kata Shina sambil tersenyum.
“tapi aku sudah menghilangkan gelangmu. Aku akan berusaha mencarinya.”
“tidak usah… lagipula, sejak dulu aku ingin membuangnya. Cuma tidak pernah rela. Sekarang dia uda hilang, jadi aku tidak perlu lagi memikirkannya.” Kata Shina lagi. ya, ia ingin membuangnya. Shina berusaha membuangnya, namun hatinya masih tidak rela. Karena ia sudah berjanji untuk menjaganya, membuat shina tidak bisa membuangnya.
“membuangnya? Waeyo?” tanya junsu heran.
“anni… lupakan saja.”
“baiklah, terserah kau saja kalau tidak mau cerita. Emm shina-a..” kata junsu lagi.
“ne?”
“bisakah kita menjadi teman. Maksudku, kita tinggal di tempat yang sama. Rasanya aneh jika seperti ini.” Kata junsu dengan ragu.
“aku juga berpikir seperti itu. Rasanya canggung jika seperti ini.” Kata Shina mengiyakan perkataan Junsu.
“Bagus… kau bisa memanggilku oppa seperti kau memanggil Junho hyung. Semoga kita bisa menjadi teman.” Kata Junsu sambil tersenyum lega.
“ye, oppa. Kau sudah makan?”
“sudah. Hanya kau yang belum.”
“hmm… baiklah, aku sarapan dulu ya…” kata Shina sambil beranjak meninggalkan Junsu.
“Shina-a…” panggil Junsu lagi.
“ne?”
“kau ini tidak bisa bangun pagi ya? Masa anak gadis bangunnya siang begini?” tanya Junsu dengan asal. Shina membelalakkan matanya.
“ya!!” kata Shina. Baru saja tadi baikan, sekarang Junsu mulai membuatnya kesal lagi.
“Cuma becanda… peace!” kata Junsu sambil nyengir dan membentuk huruf V dengan tangannya.
“Ya!! Kau ini!” kata Shina kesal.
“hahahaha…. lihat wajahmu! Lucu sekali… hahahahaha” Junsu tertawa sambil menunjuk wajah Shina yang sedang kesal. Kontan saja wajah Shina langsung memerah seperti tomat dan Junsu kembali tertawa saat melihatnya.
“aissshhh!!” kata Shina yang langsung beranjak ke dapur tanpa mempedulikan Junsu yang masih tertawa.
“lucu juga tawanya.” Batin Shina sambil tersenyum.
****
Shina telah selesai sarapan. Ia merasa bosan tinggal dikamarnya dan beranjak ke ruang keluarga. Disana ia melihat Junsu sedang menonton TV sambil tertawa. Dengan canggung, ia melangkahkan kakinya mendekati junsu.
Junsu melihat kehadiran Shina langsung berhenti tertawa.
“ehheem… boleh ikutan nonton?” kata Shina sedikit ragu.
“tentu saja.” Balas Junsu sambil tersenyum ramah. Shina lalu duduk di sebelah Junsu dengan sedikit canggung.
“lagi nonton apa? Seru sekali.” katanya membuka percakapan.
“ahh… ini Explore Human Body. Lucu sekali… kamu pernah nonton?” tanya balik Junsu.
Shina menggeleng. “aku jarang nonton TV selama di korea. lebih sering jalan-jalan.”
“ahh… acara ini bagus lho! Buat menghilangkan stress…”
“benarkah?”
“hmm… liat saja…” kata Junsu yang kemudian kembali dalam acara menonton TV-nya. Shina juga ikut memperhatikan adegan kocak yang ada di TV. Shina ikut tertawa bersama junsu walaupun ia tidak mengenali artis-artis yang sedang ia tonton. Yang pasti, acara itu membuatnya tertawa.
“kau tau siapa mereka?” tanya junsu tiba-tiba.
“anni… siapa mereka?”
“mereka itu Super Junior. Junior kami di SM. Enternatainment. Nah, yang kocak itu, namanya hyukjae atau lebih dikenal dengan eunhyuk. Dia sahabatku sejak di sekolah dasar.” Kata junsu setengah menjelaskan.
“ahh… mereka lucu sekali. Super Junior itu juga boyband ya?”
“ne… mereka juga boyband seperti kami dan jumlah anggota mereka 13 orang.”
“hah? Benarkah? Banyak sekali.” kata Shina heran. Seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat sebuah boyband beranggotakan 13 orang.
“benar. Walau banyak begitu, mereka punya talenta masing-masing dan itulah yang membuat mereka unik. Sahabatku itu, eunhyuk, dia rapper dan lead dancer-nya.”
“ahh… ne. Pasti dia keren sekali.”
“aku juga bisa dance seperti dia! Dulu aku sering latihan bersamanya.” Kata junsu. Ia tidak ingin Shina menganggap Eunhyuk lebih keren darinya.
“arasseo…” kata Shina lagi.
“lalu yang itu siapa?” tanya shina sambil menunjuk seorang namja yang rambut depannya di cat pirang dan tampangnya sangat manis.
“itu donghae. Dia juga salah satu lead dancer, rapper, dan juga vokalis.” Jawab Junsu.
“ahh… sepertinya dia keren!” kata Shina tiba-tiba.
“ne?” tanya Junsu tidak percaya.
“sepertinya aku akan jadi fans-nya. Hehehehe” kata Shina sambil nyengir.
“ahh… arasseo. dia memang tampan.” Kata Junsu sedikit kecewa. “eh Shina-a….. “
“ne?”
“benarkah kau tidak pernah dengar tentang boyband korea? maksudku, kau tidak tau tentang kami?”
“ahhh itu.. mian Oppa, dulu aku tidak mengerti bahasa korea. makanya aku kurang tertarik dengan lagu-lagunya. Tapi aku sering nonton drama korea.”
“benarkah? Apa?” tanya Junsu sedikit bersemangat.
“aku pernah nonton Endless Love, Stairway to heaven, dan… emmm apa lagi ya judulnya.” Kata Shina sambil mengingat-ngingat drama korea yang pernah di tontonnya.
“ahhhh, arasseo. kamu tidak pernah dengar lagu korea, tapi sering nonton dramanya? Yahh, setidaknya kamu taulah tentang korea.” kata Junsu sambil tersenyum manis. Shina membalas senyum junsu.
“lalu, kau suka lagu apa? Yang sering kau dengar.” tanya junsu lagi.
“aku suka lagu…” Shina belum selesai berbicara ketika handphone-nya berbunyi.
“So get back, back, back to where we lasted.
Just like I imagine.
I could never feel this way.
So get back, back, back to the disaster.
My heart’s beating faster.
Holding on to feel the same”
Shina dengan cepat meronggoh saku celananya. “siapa ya? Nomer indonesia.” katanya dalam hati. Shina lalu menjawab telepon itu.
“halo… selamat pagi.” kata Shina sopan. Junsu hanya memperhatikan Shina yang sedang berbicara dalam bahasa yang tidak dimengertinya.
Shina tiba-tiba terdiam. Ia dengan cepat memutus sambungan telepon dengan orang itu.
“waeyo? Kenapa kau kaget? Ada masalah?” tanya Junsu khawatir.
“anni… hanya orang salah sambung.” Kata Shina singkat dan sedikit gugup.
Junsu memandang gadis yang duduk di sampingnya dengan heran. Tawa gadis itu kini tiba-tiba menghilang begitu saja. Junsu merasakan ekspresi sedih dan terluka terpancar dari wajah Shina.
“benarkah?” tanya junsu lagi.
“hmm… eh oppa, aku ke atas dulu ya…” kata Shina sambil tersenyum dan kemudian bangkit dari tempatnya duduk.
Junsu hanya memandang Shina yang berlalu begitu saja.
“Oppa..” kata Shina tiba-tiba sesaat setelah ia beranjak dari tempatnya duduk.
“ne?” kata Junsu sedikit kaget.
“seperti itu…”
“ne? apanya?” tanya junsu tidak mengerti.
“seperti itu, jenis lagu yang sering aku dengar. Seperti ringtone handphone-ku.” Kata Shina yang kembali tersenyum pada Junsu dan kemudian beranjak ke kamarnya.
Junsu masih diam mematung berusaha mencerna kata-kata Shina. Sesaat kemudian, Ia tersenyum. “seperti itu ya? Tidak buruk.”
Junsu kembali melanjutkan acara nonton TV-nya. Walau matanya tertuju pada TV di depannya, namun pikirannya melayang kemana-mana.
“dia… seperti orang yang aku kenal…” kata Junsu sambil tetap memandang TV.
“tapi siapa?” tanya Junsu pada dirinya sendiri.
Continue ^^